UJI KLINIS SAMPO FORMULASI KHUSUS PADA PASIEN KETOMBE DAN DERMATITIS SEBOROIK RINGAN PADA SKALP

Authors

  • Triana Agustin Departemen Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin, FK Universitas Indonesia/RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta
  • Githa Rahmayunita Departemen Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin, FK Universitas Indonesia/RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta
  • Rinadewi Astriningrum Departemen Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin, FK Universitas Indonesia/RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta
  • Eliza Miranda Departemen Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin, FK Universitas Indonesia/RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta
  • Erdina HD Pusponegoro Departemen Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin, FK Universitas Indonesia/RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta
  • Arini Setiawati Clinical Research Study Unit
  • Sandra Widaty Departemen Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin, FK Universitas Indonesia/RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta

DOI:

https://doi.org/10.33820/mdvi.v46i3.66

Abstract

Dermatitis seboroik (DS) merupakan kelainan inflamasi kulit di area seboroik berupa lesi eritematosa dan skuama, bersifat kronik-residif, sedangkan ketombe adalah DS derajat ringan berupa skuama pada skalp. Etiopatogenesis DS bersifat multifaktor, salah satunya berupa kolonisasi Malassezia. Studi pendahuluan ini menguji efikasi dan keamanan sampo dengan formulasi khusus yang mengandung climbazole 1% dan piroctone olamine 0,75%. Sebanyak 28 pasien ketombe dan 18 pasien DS ringan di skalp dibagi menjadi dua kelompok secara paralel, acak, dan tersamar ganda, yaitu kelompok uji dan kontrol. Kedua kelompok dilakukan pemeriksaan setiap 1 minggu selama 4 minggu. Efikasi dinilai menggunakan skor modifikasi Seborrheic Dermatitis Area and Severity Index (SDASI) dan penilaian pruritus menggunakan visual analogue scale (VAS). Analisis efikasi dilakukan secara intention-to-treat dan per-protokol. Pada kelompok pasien ketombe, didapatkan penurunan skor modifikasi SDASI, luas lesi, derajat skuama yang berbeda bermakna antara kelompok uji dan plasebo (p<0,05). Pada kelompok pasien DS ringan pada skalp, tidak didapatkan perbedaan yang bermakna pada penurunan skor modifikasi SDASI, luas lesi, derajat skuama, lesi eritematosa, dan skor lesi papul antara kelompok uji dan plasebo (p>0,05). Sampo uji terbukti efektif mengobati ketombe, namun pada DS ringan di skalp sampo hanya efektif mengurangi jumlah skuama tetapi tidak mengurangi lesi inflamasi.

Kata kunci: climbazole, dermatitis seboroik, ketombe, piroctone olamine, sampo

Downloads

Download data is not yet available.

References

1. Dessinioti C, Katsambas A. Seborrheic dermatitis: Etiology, risk
factors, and treatments: Facts and controversies. Clin Dermatol.
2013;31(4):343-51.
2. Mokos ZB, Kralj M, Basta-Juzbasic A, Jukic IL. Seborrheic
dermatitis: An update. Acta Dermatovenereol Croat.
2012;20(2):98-104.
3. Gelmetti CM, Grimalt R. Infantile seborrhoeic dermatitis.
Dalam: Irvine AD, Hoeger PH, Yan AC, penyunting. Harper’s
Textbook of Pediatric Dermatology. Edisi ke-3. Oxford:
Blackwell;2011.h.35.1-8.
4. Cheong WK, Yeung CK, Torsekar RG, Suh DH, Ungpakorn R,
Widaty S, dkk. Treatment of seborrhoeic dermatitis in Asia: A
consensus guide. Skin Appendage Disord. 2015;1(4):187-96.
5. Veraldi S, Raia DD, Barbarfeschi M. Ethiopathogenesis. Dalam:
Micali G, Veraldi S, Cheong WK, Suh DH, penyunting. Seborrheic
Dermatitis.Edisi ke-1. India: MACMILLAN;2015.h.15-7.
6. Collins CD, Hivnor C. Seborrheic Dermatitis. Dalam:Goldsmith
LA, Katz SI, Gilchrest BA, Paller AS, Leffel DJ, Wolff K,
penyunting. Fitzpatrick’s Dermatology in General Medicine.
Edisi ke-8. Palatino: McGraw-Hill; 2012.h.259-66.
7. Borda LJ, Wikramanayake TC. Seborrheic dermatitis and
dandruff: A comprehensive review. J Clin Invest Dermatol.
2015;3(2):1-7.
8. Musumeci ML, Verzi AE, Pulvirenti N, Micali G. Clinical
Aspects. Dalam: Micali G, Veraldi S, Cheong WK, Suh
DH, penyunting. Seborrheic Dermatitis. Edisi ke-1. India:
MACMILLAN;2015.h.21-6.
9. Monfrecola G, Marasca C. Epidemiology. Dalam: Micali G,
Veraldi S, Cheong WK, Suh DH, penyunting. Seborrheic
Dermatitis, Edisi ke-1. India: MACMILLAN;2015.h.9-11.
10. Clark GW, Pope SM, Jaboori KA. Diagnosis and treatment of
seborrheic dermatitis. Am Fam Physician.2015;91(3):185-9.
11. Narshana M, Ravikumar P. An overview of dandruff and novel
formulations as a treatment strategy. IJPSR. 2017;9(2):417-31.
12. Schwartz JR. A comprehensive pathophysiology of dandruff and
seborrheic dermatitis – towards a more precise definition of scalp
health. Acta Derm Venereol. 2013;93(2):131–7.
13. Reich A, Heisig M, Phan NQ, Taneda K, Takamori K, Takeuchi
S, dkk. Visual Analog Scale: Evaluation of the instrument for the
assessment of pruritus. Acta Derm Venereol.2012;92(5):497-501.
14. Schmidt-rose T, Braren S, Folster H, Hillemann T, Oltrogge
B, Philipp P, dkk. Efficacy of a piroctone olamine/climbazole
shampoo in comparison with a zinc pyrithione shampoo
in subjects with moderate to severe dandruff.Int J Cosmet
Sci.2011;33(3):276-82.
15. Rastegar H, Ashtiani HA, Baghaei M, Ehsani A, Noor
mohammad pour P, Aqzizahari S, dkk. A comparison of clinical
efficacy between a basic shampoo with herbal extracts containing
climbazole and its similar sample containing piroctone olamine
in the treatment of dandruff and seborrheic dermatitis. Iran J
Dermatol. 2009;12(3):82-5.
16. Ashtiani HA, Rastegar H, Aghaei M, Ehsani A, Barikbin B,
Salout MH, dkk. Clinical efficacy of natural formulated shampoo
in subjects with dandruff and seborrheic dermatitis. Am J Res Commun. 2013;1(8):63-80.

Published

2019-09-09

How to Cite

Agustin, T., Rahmayunita, G., Astriningrum, R., Miranda, E., Pusponegoro, E. H., Setiawati, A., & Widaty, S. (2019). UJI KLINIS SAMPO FORMULASI KHUSUS PADA PASIEN KETOMBE DAN DERMATITIS SEBOROIK RINGAN PADA SKALP. Media Dermato-Venereologica Indonesiana, 46(3). https://doi.org/10.33820/mdvi.v46i3.66

Issue

Section

Artikel Asli