UJI KOMPARASI KADAR TESTOSTERON SERUM PADA BERBAGAI DERAJAT KEPARAHAN AKNE VULGARIS LAKI-LAKI

Authors

  • Firmina Kus Setianingrum SMF Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin FK Universitas Brawijaya/RSUD dr. Saiful Anwar
  • Tantari SHW SMF Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin FK Universitas Brawijaya/RSUD dr. Saiful Anwar
  • Arif Widiatmoko SMF Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin FK Universitas Brawijaya/RSUD dr. Saiful Anwar

DOI:

https://doi.org/10.33820/mdvi.v46i2.56

Abstract

Hormon testosteron merupakan prekursor adrenal poten yang menyebabkan peningkatan ukuran, sekresi, serta fungsi kelenjar sebasea dengan mengikat reseptor adrenal, peningkatan proliferasi keratinosit folikuler yang dapat menyumbat kanal pilosebasea dan mengakibatkan obstruksi aliran sebum, sehingga terjadi pembentukan mikrokomedo, sebagai lesi awal akne vulgaris (AV).
Tujuan penelitian menentukan kadar testosteron serum dan uji beda kadar testosteron serum pada berbagai derajat keparahan AV. Metode penelitian secara potong lintang. Subyek penelitian adalah pasien AV laki-laki umur 13-30 tahun di instalasi rawat jalan (IRJ) Kulit dan Kelamin RSUD dr. Saiful Anwar, Malang, yang memenuhi kriteria penerimaan dan penolakan. Jumlah subyek 63 orang, terdiri dari AV derajat ringan, sedang, dan berat masing-masing berjumlah 21 orang.
Hasil penelitian didapatkan rerata kadar testosteron serum AV ringan 6,66 ng/mL, AV sedang 8,11 ng/mL, dan AV berat 8,97 ng.mL. Komparasi rerata kadar testosteron serum ketiga derajat keparahan AV tidak menunjukkan perbedaan bermakna (p>0,05). Demikian pula hasil uji post hoc untuk mengetahui perbedaan kadar testosteron serum pada masing-masing derajat keparahan AV, yaitu AV ringan dengan sedang, ringan dengan berat dan sedang dengan berat menunjukkan hasil perbedaan tidak bermakna (p>0,05), walaupun nilai rerata pada masing-masing derajat keparahan AV lebih tinggi dibandingkan nilai normal.
Disimpulkan tidak ada perbedaan bermakna kadar testosteron serum pada berbagai derajat keparahan AV.

Kata kunci: hormon testosteron, akne vulgaris, laki-laki

Downloads

Download data is not yet available.

References

1. Ebede TL, Arch EL, Berson D. Hormonal treatment of acne in women. J Clin Aesthetic Dermatol, 2009;2:16-22.
2. Lai KW dan Mercurio MG. Update of the treatment of acne vulgaris. J COM. 2009;16:115-26.
3. Adityan B dan Thappa DM. Profile of acne vulgaris – a hospital-based study from south india. Indian J Dermatol Venereol Leprol. 2009;75:272-8.
4. Yentzer BA, Hick J, Reese EL, Uhas A, Feldman SR, Balkrishnan R. Acne vulgaris in the united states: a descriptive epidemiology. Cutis. 2010;86:94-9.
5. Rahman MM, Khondker L, Hazra SC, Khan MSI. Association of serum testosterone with acne vulgaris in women-a case control study. J of Pakistan Association of Dermatol. 2012;22:105-11.
6. Zanglein AL, Graber EM, Thiboutot DM. Acne vulgaris and acneiform eruptions. Dalam: Goldsmith LA, Katz SI, Gilchrest BA, Paller AS, Leffell DJ, Wolff K, penyunting.
Fitzpatrick’s Dermatology In General Medicine. Edisi ke-8. New York: McGraw-Hill; 2012.h.897-917.
7. Well D. Acne vulgaris: a review of causes and treatment options. The Nurse Practitioner. 2013;38:22-31.
8. Arora MK, Yadav A, Saini V. Role of hormnes in acne vulgaris. Clinical Biochemistry. 2011;44:1035-40.
9. Ewadh MJ, Shemran KA, Al-Hamdany KJ. The correlation of some hormones with acne vulgaris. Int J Science and Nature. 2011; 2:713-7.
10. Brambilla DJ, Matsumoto AM, Araujo AB, McKinlay JB. The effect of diurnal variation on clinical measurement of serum testosterone and other sex hormone levels in men. J Clin Endocrinol Metab. 2009;94:907–13.
11. Lehmann HP, Robinson KA, Andrews JS. Acne therapy: a methodologic review. J Am Acad Dermatol. 2002;47:231-40.
12. Ismail NH, Manaf ZA, Azizan NZ. High glycemic load iet, .ilk and ice cream consumtion are related to acne vulgaris in malaysian young adults: a case control study. BMC Dermatology. 2012;12:13-21.
13. Cunha MG, Macedo MS, Fonseca FLA, Filho CDASM. The importance of the evaluation of androgen levels in adult women with acne: brazilian casuistic report. OA Dermatol. 2013;30:1-5.
14. Simpson NB, Cunliffe WJ. Disorders of the sebaceous glands. Dalam: Burns T, Breathnach S, Cox N, Griffiths C, penyunting. Rook’s Textbook of Dermatology. Edisi ke-8. London: Blackwell Science. 2010.h.43.1-58.
15. Anwar R. Sintesis, fungsi, dan interpretasi pemeriksaan hormon reproduksi [tugas akhir]. Bandung: Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran; 2005.
16. Layton AM. Disorders of the sebaceous glands. Dalam Burns DA, Breathnach S, Cox N, Griffiths C, penyunting. Rook’s Textbook of Dermatology. Edisi ke-8. London: Willey-Blackwell. 2010.h.42.1-82.
17. Baumann L, Keri J. Acne (type 1 sensitive skin). Dalam: Baumann L, Saghari S, Weisberg E. Cosmetic Dermatology. Edisi ke-2. New York: McGraw-Hill; 2009.h. 121-7.
18. Sahin SB, Yucel AF, Bedir R, Ogullar S, Ayas T, Algum E. Testosterone-and cortisol-secreting adrenocortical oncocy-toma: an unusual cause of hirsitism. Case Report in Endocrinology. 2014:1-4.
19. Hatwal A, Sirgh SK, Algarwal, Sirgh G, Bajpai HS. erum testosteron, DHEA-S and androstenodione level in acne. Indian J of Dermatol, Venereol, Leprosy. 1990;56:427-9.
20. Rinawati NWW. Stres psikologis dan kadar testosteron serum berkorelasi positif dengan derajat keparahan akne vulgaris [tugas akhir]. Denpasar: Fakultas Kedokteran Udayana. 2015.

Published

2019-07-26

How to Cite

Setianingrum, F. K., SHW, T., & Widiatmoko, A. (2019). UJI KOMPARASI KADAR TESTOSTERON SERUM PADA BERBAGAI DERAJAT KEPARAHAN AKNE VULGARIS LAKI-LAKI. Media Dermato-Venereologica Indonesiana, 46(2). https://doi.org/10.33820/mdvi.v46i2.56

Issue

Section

Artikel Asli