DERMATOFITOSIS GENERALISATA PADA PASIEN LIMFOMA NON HODGKIN

Authors

  • Meidina Kusuma Wardani Departemen Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin FK Universitas Sumatera Utara/RSUP Haji Adam Malik
  • Johan Kartayana Departemen Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin FK Universitas Sumatera Utara/RSUP Haji Adam Malik

DOI:

https://doi.org/10.33820/mdvi.v46i1.50

Abstract

Pada beberapa keadaan, infeksi dermatofita dapat menyebabkan suatu keadaan infeksi yang luas, khususnya pada pasien imunokompromais, misalnya pada kasus keganasan dan HIV.
Seorang perempuan berusia 50 tahun dengan diagnosis Limfoma Non Hodgkin dikonsulkan dari poliklinik Penyakit Dalam dengan lesi berupa plak eritematosa, multipel, berbentuk anular, polisiklik dengan tepi aktif (central healing) pada regio kapitis, fasialis, colli, torakalis, abdominalis, braki dekstra, antebrachii dextra et sinistra, manus dekstra, inguinal, gluteal, dan ekstremitas inferior yang disertai dengan rasa gatal. Pada pasien kemudian dilakukan pemeriksaan KOH 10% didapatkan gambaran struktur jamur berupa hifa dan pemeriksaan biakan ditemukan gambaran Trichophyton rubrum. Pasien diberikan terapi berupa itrakonazol oral sebanyak 2 x 100 mg yang diberikan selama 2 minggu.
Pada kasus ini infeksi dermatofita luas terjadi akibat keadaan imunokompromais yang disebabkan oleh Limfoma Non Hodgkin yang diderita oleh pasien maupun akibat kemoterapi. Terapi pilihan pada kasus ini adalah itrakonazol oral yang memberikan hasil sangat baik setelah 2 minggu.


Kata kunci: dermatofitosis, imunokompromais, Limfoma Non Hodgkin

Downloads

Download data is not yet available.

References

1. Schieke SM, Garg A. Superficial fungal infection. Dalam: Wolff K, Goldsmith LA, Katz Si, Gilcrest BA, Paller AS, Leffel DJ, penyunting. Fitzpatrick’s dermatology in general medicine. Edisi ke-8. New York: McGraw-Hill; 2012.h.3646-73
2. Richardson MD, Warnock DW. Dermatophytosis. Dalam: Richardson MD, Warnock DW, penyunting. Fungal Infection: Diagnosis and Management. Edisi ke-3. Massachusetts: Blackwell Publishing; 2003.h.80-107
3. Havlickova B, Czaika VA, Friedrich M. Epidemiolo-gical trends in skin mycoses worldwide. Mycoses. 2008;51:2-15
4. Shoham S, Levitz SM. The immune response to fungal infections. Br J Haematol. 2005;129:569-82
5. Wu LC, Sun PL, Chang YT. Extensive deep dermatophytosis cause by Trichophyton rubrum in a patient with liver cirrhosis and chronic renal failure. Mycopathol. 2013;176:457-62 6. Hay RJ, Ashbee HR. Mycology. Dalam: Burns T, Breathnach S, Cox N, Griffiths C, penyunting. Rook’s textbook of dermatology. Edisi ke-8. New Jersey: Wiley-BlackWell; 2010.h.1657-1750
7. Wanke B, Lazera MD, Nucci M. Fungal infections in the immunocompromised host. Mem Inst Oswaldo Cruz. 2000;1:153-8
8. Marconi VC, Kradin R, Marty FM, Hospenthal DR, Kotton CN. Disseminated dermatophytosis in a patient with hereditary hemochromatosis and hepatic cirrhosis: case report and review of the literature. Med Mycol.2010;48:518-27
9. Shankland KR, Armitage JO, Hancock BW. Non-Hodgkin lymphoma. Lancet. 2012;380:848-57
10. Smedby KE. Epidemiology and etiology of non-Hodgkin lymphoma – a review. Acta Oncol. 2006;45: 258-71
11. Evans LS, Hancock BW. Non-Hodgkin lymphoma. Lancet. 2003;362: 139-46
12. Ellis D, Watson A. Systemic antifungal agents for cutaneous fungal infections. Aust Prescr. 1996;19: 72-5
13. Aly R, Berger T. Common superficial fungal infections in patients with AIDS. Clin Infec Dis. 1996;22: 128-32
14. Gupta AK, Cooper EA. Update in antifungal therapy of dermatophytosis. Mycopathol. 2008;166: 353-67

Published

2019-07-23

How to Cite

Wardani, M. K., & Kartayana, J. (2019). DERMATOFITOSIS GENERALISATA PADA PASIEN LIMFOMA NON HODGKIN. Media Dermato-Venereologica Indonesiana, 46(1). https://doi.org/10.33820/mdvi.v46i1.50

Issue

Section

Artikel Asli