ERITEMA MULTIFORME SEBAGAI SUATU REAKSI HIPERSENSITIVITAS TERHADAP TERAPI AUTOIMUN SISTEMIK: SUATU LAPORAN KASUS

Authors

  • Hillary Fungestu Yoedyanto RS Kramat 128 Jakarta

DOI:

https://doi.org/10.33820/mdvi.v51i3.477

Keywords:

eritema multiforme, hipersensitivitas, lesi target

Abstract

Pendahuluan: Eritema multiforme (EM) merupakan penyakit inflamasi mukokutan akut bermanifestasi pada kulit, mukosa oral, dan mukosa lainnya. EM dapat disebabkan oleh reaksi hipersensitivitas maupun infeksi dengan tanda khas patognomonik berupa cincin konsentris terdiri dari lapisan luar eritematosa dengan pinggiran pucat dan pusat berwarna merah hingga ungu tua yang disebut lesi target. Kasus: Pasien wanita 44 tahun, dengan keluhan bercak kemerahan terasa gatal timbul mendadak di area dada, meluas ke wajah dan kedua ekstremitas disertai mata berair. Pasien memiliki riwayat lupus eritematosus sistemik (SLE) dan mengkonsumsi Obat anti-inflamasi nonsteroid (OAINS). Dari pemeriksaan fisik, ditemukan lesi makula, papul, dan plak eritem dengan lesi target multipel tersebar diskret. Tata Laksana dengan pemberian kortikosteroid sistemik, emolien topikal, dan antihistamin oral menunjukkan perbaikan tanda serta gejala klinis yang signifikan dalam satu hari pengobatan. Diskusi: Kasus ini menunjukkan EM yang disebabkan oleh reaksi alergi obat. Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis komprehensif, gambaran klinis, dan hasil laboratorium. Obat yang dicurigai sebagai penyebab alergi kemudian dianalisis dengan menggunakan algoritma Naranjo.  Kesimpulan: Pada kasus ini EM disebabkan oleh reaksi hipersensitivitas obat. Dengan diagnosis dini, identifikasi, dan penghentian agen etiologi serta pemberian terapi yang tepat dapat meningkatkan prognosis. 

Downloads

Download data is not yet available.

References

1. Zoghaib S, Kechichian E, Souaid K, Soutou B, Helou J, Tomb R. Triggers, clinical manifestations, and management of pediatric erythema multiforme: A systematic review. Journal of the American Academy of Dermatology. 2019;81(3):813–22. doi:10.1016/j.jaad.2019.02.057
2. Hafsi W, Badri T. Erythema Multiforme. StatPearls Publishing; 2023 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK470259/.
3. K. Shinkai, R. S. Stern, and B. U. Wintroub. Cutaneous drug reactions .A. S. Fauci, S. L. Hauser, D. L. Longo, J. L. Jameson and J. Loscalzo D. L.Kasper. Harrison’s Principles of Internal Medicine. USA : McGraw-Hill, 2015, Vol. 1.
4. Ozay HB, et al. A Case of Erythema Multiforme Associated with Acute Acquired Cytomegalovirus Infection. Pediatr Neonat biol 2023, 8(1): 000175. doi: 10.23880/pnboa-16000175
5. Khan P, Mudassar M, Baloch FA, Waqas M, Khan A. Spectrum of morpholic changes in erythema multiforme. J. Med. Sci. 2020, 28, 218–222. doi.org/10.3390/medicina57080828
6. Baldo BA, Pham NH. Mechanisms of Hypersensitivity. Drug Allergy. 2013;37-90. Published 2013 May 3. doi:10.1007/978-1-4614-7261-2_3
7. Jayachandran S, Jayaram V, Kuduva Ramesh SS. Clinical Approach And Management of Erythema Multiforme – Case Report. Clin Dent. 2020;12:26–30. doi:10.33882/ClinicalDent.14.25592
8. Murali M, Suppes SL, Feldman K, Goldman JL. Utilization of the Naranjo scale to evaluate adverse drug reactions at a free-standing children's hospital. PLoS One. 2021 Jan 13;16(1):e0245368. doi: 10.1371/journal.pone.0245368.
9. De Risi-Pugliese T, Sbidian E, Ingen-Housz-Oro S, Le Cleach L. Interventions for erythema multiforme: a systematic review. J Eur Acad Dermatol Venereol. 2019;33(5):842-849. doi:10.1111/jdv.15447
10. Newkirk RE, Fomin DA, Braden MM. Erythema Multiforme Versus Stevens-Johnson Syndrome/Toxic Epidermal Necrolysis: Subtle Difference in Presentation, Major Difference in Management. Mil Med. 2020 Sep 18;185(9-10):e1847-e1850. doi: 10.1093/milmed/usaa029. PMID: 32373930.

Published

2024-09-30

How to Cite

Yoedyanto, H. F. (2024). ERITEMA MULTIFORME SEBAGAI SUATU REAKSI HIPERSENSITIVITAS TERHADAP TERAPI AUTOIMUN SISTEMIK: SUATU LAPORAN KASUS. Media Dermato-Venereologica Indonesiana, 51(3), 110–113. https://doi.org/10.33820/mdvi.v51i3.477