SATU KASUS LUPUS VULGARIS DENGAN PREDILEKSI JARANG: KORELASI KLINIS, DERMOSKOPI, DAN HISTOPATOLOGI
DOI:
https://doi.org/10.33820/mdvi.v51i4.466Keywords:
dermoskopi, lupus vulgaris, tuberkulosis kutisAbstract
Lupus vulgaris (LV) adalah tuberkulosis (TB) kutis pausibasiler. Prevalensinya diperkirakan kurang dari 10% dari keseluruhan TB kutis. Penegakan diagnosis LV sering menjadi tantangan sebab basil tahan asam (BTA) sering tidak ditemukan dan gambaran histopatologinya mirip dengan TB kutis bentuk lainnya sehingga perlu korelasi pemeriksaan klinis, dermoskopi, dan histopatologi. Laki-laki 48 tahun mengeluhkan bercak merah pada punggung tangan kanan yang tidak gatal, tidak nyeri, mudah berdarah bila terbentur sejak 9 bulan. Terdapat riwayat luka tusuk batang bambu pada lokasi bercak. Riwayat TB paru, kontak dengan pasien TB disangkal. Status dermatologis pada punggung tangan kanan ditemukan lesi serpiginosa tunggal berupa plak violaceous, tepi papul-papul aktif eritema-violaceous, dan bagian tengahnya central healing. Diaskopi tampak blanching dengan tanda apple jelly colour. Laju endap darah 30 mm, HIV non reaktif dan rontgen paru suspek tuberkulosis. Pemeriksaan sputum tidak ditemukan BTA. Dermoskopi ditemukan yellowish white globules, pinkish background, dotted vessels. Gambaran histopatologi tampak granuloma lapisan dermis, sel datia Langhans, tidak ditemukan basil tahan asam (BTA). Diagnosis ditegakkan sebagai LV. Gambaran klinis plak violaceous dengan tanda apple jelly colour adalah tanda radang granulomatosa. Temuan yellowish white globules di atas pinkish background pada dermoskopi merefleksikan granuloma di lapisan dermis. Gradasi warna background pada dermoskopi dan ketebalan plak berhubungan dengan aktifitas penyakit dan proses peradangan aktif dan kronis sehingga dapat dijadikan modalitas diagnostik dan evaluasi terapeutik. Kombinasi pemeriksaan klinis, dermoskopi, dan histopatologi dapat digunakan sebagai modalitas diagnosis pada kasus LV
Downloads
References
2. Yates VM, Walker SL. Mycobacterial infection. Dalam: Griffith C,Barker J, Bleiker T, Chalmers R, Creamer D, penyunting. Rook’s textbook of dermatology. Edisi ke-9. New Delhi : Wiley Blackwell ; 2016. hlm. 27.1-27.47.
3. James WD, Berger TG, Elston DM. Andrew’s Diseases of the skin clinical dermatology (11th ed.). Philadephia: Elsevier, 2015; p. 323-33.
4. Sethi A. Tuberculosis and Infections with Atypical Mycobacteria. In: Sewon K, Masayuki A, Anna LB et.al. Fitzpatrick’s Dermatology (9th ed.). Mc Graw Hill Education, 2019, p.2858-75
5. Weedon D. Weedon’s Skin Pathology. Churchil Livingstone Elsevier, 2010; p.557-8
6. Uysal P, Gunes R, Yalçin B, Artuz F. Dermoscopic Observations in a Patient with Lupus Vulgaris on Antituberculosis Therapy. 2017
7. Yasaratne BMGD, Madegedara DM. Tuberculosis of the skin. J Ceylon Coll Phys 2010;41(2):84-8
8. Pai VV, Naveen KN, Athanikar SB, Dinesh US, Divyashree A, Gupta G. A clinico histological study of Lupus vulgaris: A 3 year experience at a tertiary care centre. Indian Dermatol Online J 2014;5:461 5.
9. Kittler H, Pehamberger H, Wolff K, Binder M. Diagnostic accuracy of dermoscopy. Lancet Oncol 2002;3:159 65.
10. Ankad BS, Adya KA, Gaikwad SS, Inamadar AC, Manjula R. Lupus vulgaris in darker skin: Dermoscopic and histopathologic incongruity. Indian Dermatol Online J 2020;11:948-52
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2024 Tutty Ariani Masri, Redha Cipta Utama

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.