OKRONOSIS EKSOGEN: PEMBAHARUAN DALAM DIAGNOSIS DAN TATA LAKSANA
Abstrak
Okronosis eksogen merupakan kelainan kulit yang ditandai dengan pigmentasi biru kehitaman atau keabu-abuan. Gambaran histologis okronosis eksogen berupa endapan kuning kecokelatan dari homogentisic acid (HGA) yang terpolimerisasi di dermis. Okronosis eksogen umumnya terjadi pada individu berkulit gelap, namun penelitian terakhir menunjukkan penyakit ini juga dapat terjadi pada etnis Asia di Cina, Thailand, dan Singapura. Penggunaan hidrokuinon topikal terus menerus dalam jangka waktu lama merupakan penyebab terbanyak okronosis eksogen. Gambaran klinis okronosis eksogen berbeda sesuai klasifikasi tahapannya. Biopsi kulit adalah tindakan invasif yang menjadi baku emas untuk penegakan diagnosis okronosis eksogen. Dengan temuan gambaran histologis berupa serat berbentuk seperti pisang (banana-shaped) berwarna kuning-cokelat atau hijau di dermis. Dermoskopi merupakan salah satu pemeriksaan penunjang non-invasif terkini yang dapat membantu membedakan okronosis eksogen dari lesi hiperpigmentasi lainya. Gambaran dermoskopi okronosis eksogen menunjukkan arciform curvilinear (worm-like pattern) disertai telangiektasis dengan titik-titik biru keabuan dan globules disertai gambaran caviar-like. Okronosis eksogen tetap menjadi kondisi yang sangat sulit untuk diobati. Beberapa modalitas terapi okronosis eksogen seperti pengobatan topikal hingga terapi laser sudah tersedia. European Society of Laser Dermatology (ESLD) merekomendasikan terapi penggunaan laser sebagai terapi terkini dalam tata laksana okronosis eksogen dengan prinsip modalitas ablatif fraksional. Namun, belum ada modalitas terapi tunggal yang telah terbukti secara konsisten memuaskan.
References
2 Raihan A, Kumaran MS. Exogenous ochronosis in an elderly Indian male: A case report. Pigment Int. 2019; 6(1): 34–6.
3 Lee MY, Yun SJ, Lee SC, Won YH, Lee JB. A case of ochronosis with atypical manifestations involving the perioral area and sclera. Ann Dermatol. 2019; 31(1): 106–7.
4 Hermawan M, Sitohang IBS, Sirait SP. Exogenous ochronosis: Screening by dermoscopy and histopathological confirmation. J Nat Sci Biol Med. 2019; 10(3): 163.
5 Wardhani P, Indramaya D. Dermatoskopi pada okronosis eksogen. MDVI .2018; 44(4): 207–11.
6 Carvalho CG da S, Vilela V da N, Rocha A, Carvalho G de S, Franca E de, Rodrigrues A de A. Exogenous ochronosis treated with CO2 Laser. Surg Cosmet Dermatol.2016; 8(4): 370–2.
7 Méndez Baca I, Al‐Niaimi F, Colina C, Anuzita A. A case of ochronosis successfully treated with the picosecond laser. J Cosmet Dermatol. 2019; 18(1): 1322–5.
8 Jusuf NK. Pattern of pigmentation disorder in Cosmetic Dermatology Clinic H. Adam Malik General Hospital, Medan, 2012-2015. J Gen Dermatol Venereol Indones. 2017; 2(1): 1–6.
9 Baah N, Skandamis G, Chacon AH. Hydroquinone-induced hyperpigmentation: a case of exogenous ochronosis in a Hispanic patient. pmfa J. 2018 : 1–3.
10 Faridi W, Dhamoon AS. Ochronosis. Dalam: NCBI Bookshelf. A service of the National Library of Medicine, National Institutes of Health. Florida: StatPearls Publishing LLC; 2021.h.1–6.
11 Dharman BK, Sridhar S. Diffuse facial melanosis – An overview of etiology and dermoscopic findings. Journal of Skin and Sexually Transmitted Diseases 2020; 2(2): 86–93.
12 Passeron T, Genedy R, Salah L, Fusade T, Kositratna G, Laubach H, dkk. Laser treatment of hyperpigmented lesions: position statement of the European Society of Laser in Dermatology. J Eur Acad Dermatology Venereol. 2019; 33(6): 987–1005.
13 Ho JD, Vashi N, Goldberg LJ. Exogenous ochronosis as an elastotic disease: a light-microscopic approach. Am J Dermatopathol. 2020; 42(8): 571–7.
14 Ranganath LR, Norman BP, Gallagher JA. Ochronotic pigmentation is caused by homogentisic acid and is the key event in alkaptonuria leading to the destructive consequences of the disease—A review. J Inherit Metab Dis. 2019; 42(5): 776–92.
15 Freitas P De, Torraca S, Sandini EM, Christina T, Freitas M De. Use of laser technologies and intense pulsed light in the treatment of exogenous ochronosis : a literature review. Surg Cosmet Dermatol. 2021; 13(1): 1–8.
16 Hayashi M, Suzuki T. Melanocyte Disorder. Dalam: Kang S, Amagai M, Bruckner A, Enk A, Margolis D, McMichael A, penyunting. Fitzpatrick’s Dermatology. New York: McGraw Hill Companies; 2019.h.1368.
17 Novarina RM, Rahmadewi HS. Gambaran Dermoskopi dan Lampu Wood pada Melasma (The Description of Dermoscopy and Wood’s Lamp on Melasma). Berkala Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin – Periodical of Dermatology and Venereology 2017; 29(1): 1–14.
18 Tekgoz E, Akincioglu E, Cinar M, Yilmaz S. A case of exogenous ochronosis associated with hydroxychloroquine. Eur J Rheumatol. 2018; 5(3): 206–8.
19 Vashi NA, Wirya SA, Inyang M, Kundu R V. Facial Hyperpigmentation in Skin of Color: Special Considerations and Treatment. Am J Clin Dermatol. 2017; 18(2): 215–30.
1.png)
