ANGKA KEJADIAN DAN KARAKTERISTIK TINEA KAPITIS DI RSUP Dr. HASAN SADIKIN BANDUNG PERIODE 2016−2020
DOI:
https://doi.org/10.33820/mdvi.v49i3.299Keywords:
angka kejadian, demografis, dermatofita, pemeriksaan laboratorium, tinea kapitisAbstract
Tinea kapitis adalah infeksi jamur pada rambut dan kulit kepala yang disebabkan oleh jamur dermatofita. Penyakit ini sering terjadi pada anak-anak hingga masa prepubertas. Data mengenai tinea kapitis belum tersedia secara menyeluruh di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran tentang angka kejadian dan karakteristik tinea kapitis, khususnya di daerah Jawa Barat. Penelitian ini merupakan suatu penelitian retrospektif potong lintang yang disajikan secara deskriptif. Data dikumpulkan dari rekam medis pasien di Klinik Dermatologi Infeksi Poliklinik Dermatologi dan Venereologi Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr. Hasan Sadikin Bandung.Dari hasil penelitian ini didapatkan 67 pasien tinea kapitis dari 617 pasien dermatomikosis di RSUP Dr. Hasan Sadikin tahun 2016−2020. Jenis tinea kapitis yang ditemukan ialah tipe gray patch (56,7%), kerion (20,9%), black dot (4,5%), favus (3%) dan pasien yang tidak diketahui jenis tinea kapitisnya (14,9%). Kejadian pada laki-laki hamper sama dengan perempuan dan paling banyak terjadi pada kelompok usia 5−9 (35,8%) tahun. Pemeriksaan lampu Wood dilakukan pada 44 pasien, didapatkan hasil flouresensi kuning kehijauan sebesar 50,7%. Pemeriksaan dermoskopi menunjukkan hasil paling banyak berupa comma hairs dan broken hair. Pemeriksaan langsung dengan larutan KOH 10−20% menunjukkan hasil positif sebesar 79,1%. Data kultur yang didapatkan dari 18 pasien., M. canis sebagai penyebab terbanyak (94 %). Kesimpulan pada penelitian ini, jenis tinea kapitis yang paling sering ditemukan adalah tipe gray patch, lebih banyak ditemukan pada laki-laki, kelompok usia 5–9 tahun, dan riwayat kontak dengan hewan. Pendekatan secara laboratorium dilakukan sehingga mendukung dalam penegakan diagnosis tinea kapitis.
Downloads
References
2. John AM, Schwartz RA, Janniger CK. The kerion: An angry tinea capitis. Int J Dermatol. 2018;57(1):3–9.
3. Sewon Kang, MD M, Masayuki Amagai, MD P, Anna L. Bruckne, MD M, Alexander H. ENK M, David J. Margolis, MD P, McMichaeL AJ, et al., penyunting, Fitzpatrick’s Dermatology in General Medicine. Edisi ke-9. Mc Graw Hill Education; 2019.
4. RodrÃguez-Cerdeira C, MartÃnez-Herrera E, Szepietowski JC, Pinto-Almazán R, FrÃas-De-León MG, Espinosa-Hernández VM, et al. A systematic review of worldwide data on tinea capitis: analysis of the last 20 years. J Eur Acad Dermatology Venereol. 2020;
5. Venitarani SA, Handayani S, Ervianti E. Profile of patients with tinea capitis. Dermatology Reports. [Tesis]. Surabaya: Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga:2019
6. Kadek Ena SSPS NRVK. Profil Dermatofitosis di Poliklinik Kulit dan Kelamin di RSUP Sanglah Denpasar Periode 2017-2018. [Tesis]. Bali: Fakultas Kedokteran Udayana: 2021;10(4):99–104.
7. Lam J. Tinea Capitis : An Updated Review. 2020;(November).
8. Hay RJ. Tinea Capitis: Current Status. Mycopathologia. 2017;182(1–2):87–93.
9. Fuller LC, Barton RC, Mohd Mustapa MF, Proudfoot LE, Punjabi SP, Higgins EM. British Association of Dermatologists’ guidelines for the management of tinea capitis 2014. Br J Dermatol. 2014;171(3):454–63.
10. Mayser P, Nenoff P, Reinel D, Abeck D, Brasch J, Daeschlein G, et al. S1 guidelines : Tinea capitis. 2020;161–79.
11. Schoenberg E, Keller M. Classic bedside diagnostic techniques. Clin Dermatol [Serial dala, Internet]. 2021. [Disitasi 6 November 2021]. Tersedia di: https://doi.org/10.1016/j.clindermatol.2021.03.003
12. Tirado-sánchez A, Bonifaz A. Tinea Capitis : Current Review of the Literature. 2018.
13. Mikaeili A, Kavoussi H, Hashemian AH, Gheshtemi MS, Kavoussi R. Clinico-mycological profile of tinea capitis and its comparative response to griseofulvin versus terbinafine. Curr Med Mycol. 2019;5(1):15–20.
14. Lulekal S. Assessment on Prevalence of Tinea Capitis and Its Associated Factors among School Children in Addis Zemen, Northwest Ethiopia, 2016. Cent African J Public Heal. 2019;5(4):172.
15. Adesiji YO, Omolade FB, Aderibigbe IA, Ogungbe O, Adefioye OA, Adedokun SA, et al. Prevalence of Tinea Capitis among Children in Osogbo, Nigeria, and the Associated Risk Factors. Diseases. 2019;7(1):13.
16. He M, Zeng J, Mao Y, Zheng Y, Lian X, Chen H. Aetiological changes of tinea capitis in the Hubei area in 60 years: Focus on adult tinea capitis. Mycoses. 2021;1–8.
17. Dhaille FD, Dillies A, Dessirier F, Reygagne P, Diouf M, Baltazard T, et al. BJD A single typical trichoscopic feature is predictive of tinea capitis : a prospective multicentre study. 2019;1–6.
18. Ramadhani FU, Ratnasari DT, Masfufatun M. Sensitivitas dan Spesifisitas Metode KOH 20 % + Tinta Parker Blue Black The Sensitivity and Specificity of KOH 20 % + Blue Black Parker Ink in Comparisson with KOH 20 % Method for Superficial Dermatomycosis. 2020;2071(September):218–28.
19. Shwetha J V, Harsha TR, Khan SA, Ambica R. Comparison of Chicago Sky Blue ( Novel Stain ) With Calcofluor White and Potassium Hydroxide Mount for Rapid Diagnosis of Dermatomycosis and Onychomycosis in a Tertiary Care Centre. Int J Curr Res. 2017;9(2):46864–8.
20. Lee WJ, Lee EH, Bang YJ, Jun JB. Retrospective two †centre study on prepubertal children with Tinea capitis in Korea. 2020;(September 2019):52–7.
21. Veasey JV, Assumpção S, Mayor S, Muramatu LH, Arruda B, Miguel F, et al. Epidemiological profile of tinea capitis in São Paulo City * s. 2017;92(2):283–4.
22. Park SK, Park SW, Yun SK, Kim HU, Park J. Tinea capitis in adults: A 18-year retrospective, single-centre study in Korea. Mycoses. 2019;62(7):609–16.