Hubungan Antara Usia Kehamilan Dengan Pruritus
DOI:
https://doi.org/10.33820/mdvi.v45i4.35Abstract
Pruritus adalah masalah yang sering terjadi pada kehamilan. Pruritus pada kehamilan diinduksi oleh
estrogen dan mungkin berhubungan dengan kolestasis (obstruksi dan stasis di dalam saluran empedu). Seiring
meningkatnya usia kehamilan terjadi perubahan metabolik, kondisi kulit kering dan kelainan kulit, misalnya
kandidiasis yang juga dapat mencetuskan pruritus pada kehamilan.
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan antara usia kehamilan dengan pruritus pada ibu
hamil.
Desain penelitian ini adalah observasional-analitis dengan rancangan potong lintang. Subjek penelitian
adalah ibu hamil yang mengunjungi klinik bersalin, dengan jumlah sampel 76 orang. Data dalam penelitian ini
merupakan data primer yang diperoleh dari kuesioner. Data dianalisis menggunakan uji Chi Square.
Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan yang bermakna (p<0,05) antara usia kehamilan dengan pruritus.
Kejadian pruritus terjadi pada 69,7% ibu hamil. Gambaran pruritus terbanyak dialami pada trimester
3, yaitu sebesar 36,8%, diikuti oleh trimester 2, (26,3%) dan trimester 1, (6,5%). Waktu tersering terjadinya
pruritus adalah pada malam hari sebesar 45,4% dan lokasi pruritus tersering terletak di perut sebesar 41,4%.
Kesimpulannya terdapat hubungan antara usia kehamilan dengan pruritus.
Kata kunci: kehamilan, pruritus, usia kehamilan.
Downloads
References
Care dengan Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi pada Ibu Hamil di Kecamatan Angkola
Barat Kabupaten Tapanuli Selatan. Fakultas Keperawatan
Universitas Sumatera Utara; 2012.
2. Leffell D. Skin and Pregnancy.Yale School of Medicine dermatology.
2000; 28: 350-8.
3. Djajakusumah TS. Penatalaksanaan Pruritus Anogenital.
Dermatoses & STIs Associated with Travel to Tropical
Countries, 2011; 293-308.
4. Weisshaar E, DalgardF. Epidemiology of Pruritus. Acto
Derm Veneral. 2009;11: 69-75
5. Chaudhary PR, Thomas EA, Williams A. Dermatological
Diseases during Pregnancy. JEvolution Medical and Dental
Sciences. 2014; 3: 3090-6.
6. Djuanda S. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi ke-3.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2013.
7. Hollingworth T. Differential Diagnosis in Obstetrics and
Gynaecology: An A-Z. Edisi ke-1. London: CRC Press;
2008.
8. Schalkwyk JV, Yudin MH. Vulvovaginitis: Screening for
and Management of trichomoniasis, Vulvovaginal Can-didiasis and Bacterial Vaginosis. J Obstet Gynaecol Can,
2015;37(3):266-76
9. Kothamasu LS, Shetty V, Najmuddin F, Bhandary PR, Shetty
NJ. A Clinical Study of Pregnancy-Induced Dermatoses.
J of Pakistan Association of Dermatologists. 2016; 26(1):
12-20.
10. Prawihardjo S. Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo.
Edisi ke-4. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo;
2010.
11. Kurnia N. Menghindari Gangguan saat Melahirkan & Panduan
Lengkap Mengurut Bayi. Yogyakarta: Panji Pustaka;
2009.
12. Bregman H, Melamed N, Koren G. Treatment of dermatoses
unique to pregnancy. Can Fam Physician. 2013;59(12):
1290-4.
13. Gambling DR, Douglas MJ. Obstretric Anesthesia and Uncommon
Disorder. Michigan: Saunders; 2011.
14. Lindor KD, Lee RH. Intrahepatic Cholestasis of Pregnancy
[serial dalam internet]. 2016. Tersedia di: http://www.uptodate.
com/contents/intrahepatic-cholestasis-of-pregnancy.
15. Misery L, Rahhali N, Duhamel A, Taieb C. Epidemiology of